“Mamak Cuma mau anak-anak mamak bisa belajar dengan baik dan hidup dengan layak” Ucap seorang ibu yang hanya mampu melepaskan sang anak untuk merantau.

Perantau cilik itu bernama Rendy. Setiap hari ia membantu ibunya untuk berjualan nasi uduk di pinggir jalan setelah pulang sekolah. Dari jam 12 siang sampai jam 12 malam Rendy membantu ibunya berjualan. Di tinggal wafat oleh sang ayah dari kecil, Rendy terpaksa harus lebih kuat dalam menghadapi kehidupan. Rendy merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara tetapi 2 saudaranya telah wafat kini mereka hanya 3 bersaudara.

Sejak Ayahnya meninggal, Sang Ibu yang menjadi tulang punggung keluarga, berjualan nasi uduk di pinggir jalan demi menghidupi 3 anaknya yang masih kecil dan masih sekolah. Bahkan Ibu Rendy sering menangis, ia selalu berdoa agar anak-anaknya dapat hidup dengan lebih layak dan bersekolah dengan baik. Hidup tanpa kasih sayang dari seorang ayah membuat Rendy berusaha menjadi tangguh dan dewasa.

Namun setegar apapun Rendy, ia tetaplah anak kecil yang membutuhkan sosok Ayah dalam hidupnya, melihat teman sekitarnya yang di liputi kasih sayang penuh dari kedua orangtua terkadang membuatnya sedih. Dan akhirnya Rendy pun harus putus sekolah karena kondisi ekonomi keluarganya yang tidak mencukupi, bahkan untuk biaya kesehariannya saja masih kurang, ia terpaksa harus membantu ibunya berjualan.Padahal ia memiliki cita-cita mulia, yaitu menjadi seorang tentara.

Banyak sekali perubahan yang di alami oleh Rendy sejak dia masuk ke pesantren yatim RQV Indonesia, ia mulai terbiasa dengan rutinitas bangun di jam 02.00 dini hari untuk melaksanakan sholat tahajud, lalu mulailah Rendy mempersiapkan hafalan yang akan di setorkan. Ia juga lebih ceria dan memiliki banyak teman.

Mari bersama wujudkan asa dan cita Rendy untuk menjadi seorang Hafizh Quran dengan berdonasi melalui kampanye ini. InsyaaAllah donasimu akan sangat berarti untuk masa depan Rendy kedepannya.